GEDUNG SENDIRI

GEDUNG SENDIRI
wajah baru

Selasa, 02 Mei 2023

MEMPERINGATI HARI PENDIDIKAN NASIONAL

 KB & RA QURROTA A'YUN 

SELENGGARAKAN UPACARA HARDIKNAS DAN LOMBA

Upacara memperingati Hari Pendidikan Nasional

Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diperingati di Indonesia setiap tanggal 2 Mei. Lantas, seperti apa sejarah di balik peringatan Hari Pendidikan Nasional?

Pada peringatan Hardiknas, biasanya diselenggarakan upacara bendera di berbagai instansi pendidikan maupun pemerintah. Selain itu, Hari Pendidikan Nasional juga identik dengan berbagai kegiatan lomba di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi.

Lomba mewarnai Gambar Ki Hajar Dewantara

Peringatan Hardiknas ini menjadi momen refleksi bagi semua pihak akan pentingnya pendidikan bagi suatu bangsa dan negara.

Sejarah Hari Pendidikan Nasional

Sejarah ditetapkannya Hari Pendidikan Nasional tidak lepas dari sosok Ki Hadjar Dewantara. Beliau adalah tokoh pelopor pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan belanda.

Melansir laman Kemendikbud, Hari Pendidikan Nasional ditetapkan pada tanggal 2 mei sebagai hari kelahiran Ki Hadjar Dewantara. Ia lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta, dengan nama R.M. Suwardi Suryadingrat.


Ki Hadjar lahir dari kalangan keluarga ningrat di Yogyakarta. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, ia pun mengenyam pendidikan di STOVIA, sebuah sekolah dokter pada zaman Hindia Belanda.


Namun karena sakit, akhirnya ia tidak dapat menyelesaikan pendidikannya di sana. Gagal menjadi dokter, akhirnya ia menjadi seorang wartawan di beberapa media surat kabar seperti De Express, Utusan Hindia dan Kaum Muda.

Selama masa kolonialisme, Ki Hadjar dikenal berani dalam menentang berbagai kebijakan pemerintah Hindia Belanda. Khususnya kebijakan yang hanya membolehkan anak-anak keturunan Belanda dan kaum priyayi yang bisa mengenyam bangku pendidikan.

Karena kritikan dan perlawanannya ini, akhirnya Ki Hadjar pun diasingkan ke Belanda bersama dua rekannya, Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangungkusumo. Ketiga tokoh inilah yang dikenal sebagai "Tiga Serangkai".

Setelah kembali ke Indonesia, dia pun mendirikan lembaga pendidikan Tamansiswa (Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa). Dan setelah Indonesia merdeka, Ki Hadjar pun diangkat menjadi Menteri Pendidikan.

Karya-karya Ki Hadjar Dewantara pun menjadi landasan dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia. Salah satu semboyannya yang paling terkenal adalah "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangungkarso, Tut Wuri Handayani" yang artinya "Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan". Semboyan tersebut akhirnya menjadi slogan pendidikan yang digunakan hingga saat ini.

Atas semua jasa-jasanya tersebut, Ki Hadjar Dewantara pun dianugerahkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 305 tahun 1959, hari kelahirannya, 2 Mei yang merupakan hari lahir Ki Hadjar ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Pendidikan Nasional diselenggarakan berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika.

Pendidikan Nasional ini bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk masyarakat yang religius, menjunjung kebinekaan, demokratis dan bermartabat, memajukan peradaban serta mensejahteran umat manusia lahir dan batin.

Semboyan Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Mengutip detikEdu, Gagasan Ki Hadjar Dewantara tentang Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani, menjadi semboyan dalam sistem pendidikan Nasional. Semboyan ini berasal dari bahasa Jawa dan menerangkan tentang peranan seseorang dalam kehidupan.

Berikut makna semboyan tersebut:


Ing ngarsa sung tuladha, artinya ketika di depan kita harus memberi contoh atau suri teladan bagi mereka yang berada di tengah dan belakang.
Ing madya mangun karsa, artinya ketika di tengah kita harus bisa memberikan semangat untuk kemajuan.
Tut wuri handayani, artinya ketika di belakang kita harus mampu memberikan dorongan.
Demikianlah penjelasan tentang sejarah hari pendidikan nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei. Selamat memperingati Hardiknas 2023!

Selasa, 21 Maret 2023

GEBYAR RAMADHAN

 GEMBIRA MENYAMBUT RAMADHAN

Giritoontro, 21 Maret 2023

Anak-anak yang penting gembira. Belajarpun harus ddengan gembira. Karena gembira itu wajib hukumnya. Buat apa susah, susah itu tak ada gunanya, seperti lagu.

Menyambut ramadhan dengan rasa gembir juga "dhawuh" Rasulullah SAW. Gembira menyambut bulan yang penuh BERKAH, AMPUNAN dan bulan panen PAHALA. Karena musim panen, maka banyak orang bergembira. Tak terkecuali anak-anak kita yang belajar di PAUD-KB dan RA Qurrota A'yun Giritontro.

Masing-masing orang punya cara tersendiri di dalam mengekpresikan kegembiraannya. kalau di Semarang ada DUGDERAN di Kudus ada DANDHANGAN dan di daerah lain bermacam ragam namanya. Yang penting gembira dahulu. 

Melihat foto di bawah ini, tentu merupakan ekpsresi kegembiraan ala kadarnya. Yang penting bahagia dengan yang ada.. Sambil belajar syukur atas karunia Allah, nerimo ing pandum yang merupakan manivestasi iman kepada Qadha dan Qadar Allah SWT.



Rabu, 28 September 2022

AKREDITASI RA QURROTA A'YUN GIRITONTRO

AKREDITASI RA QURROTA A'YUN GIRITONTRO 

Giritontro, 24 September 2022. 
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan pada RA Qurrota A'yun, hari ini menerima kunjungan Visitasi Akreditasi team Assesor BAN PAUD Nasional,Ibu Istikomah,S.Ag.,M.Pd.I dan Ibu Sumiyati,S.Ag.,M.Pd.I. didampingi oleh pengawas madrasah pada Kantor Kementerian Agama Bapak Mustofa Ichsanudin,MSI. 
Sebagaimana diketahui bahwa Visitasi adalah kegiatan verifikasi dan klarifikasi isian instrumen akreditasi, instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung (IPDIP), mengacu pada petunjuk teknis pengisian instrumen akreditasi serta observasi kegiatan pembelajaran di kelas dan kondisi lingkungan sekolah/madrasah. 
Dalam paparannya, Ibu Istikomah menyampaikan bahwa Visitasi ini adalah langkah awal menuju akreditasi. Karena kegiatan ini merupakan pengamatan visual apa yang dilakukan oleh RA Qurrota A'yun, baik kegiatan Belajar Mengajarnya maupun kelengkapan pembelajarannya. " Kami datang untuk memotret, melihat, lalu mewawancarai Guru maupun Wali murid, untuk mendapatkan data visual yang selanjutnya akan kami laporkan kepada BAN PAUD", kata Istokomah. Selanjutknya akan dilakukan Validasi, dan seterusnya verifikasi, tambahnya. 
Hadir dalam acara tersebut Ketua Yayasan Qurrota A'yun Giritontro, Mantep Miharso,S.Ag.,MSI menyambut kehadiran Team Asesor. dalam sambutannya, mantep Miharso menyampaikan terima kasih kepada Team Asesor, dan memohon kemudahan di dalam pelaksanaan visitasi ini. "Selamat datang kepada team asesor, RA qurrota A'yun sudah berdiri sejak tahun 2012, dengan semangat yang luar biasa dari guru-gurunya yang ikhlas. dan tahun ajaran 2022/2023 mengelola murid/peserta didik sebanyak 73 anak. Untuk itu kami hanya tidak meminta yang neko-neko, hanya ada pesan : "man yassaro musliman, yassarollohu fid dun-yaa wal akhiroh" artinya : barang siapa memudahkan seorang muslim, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan akhirat." pintanya.
Semoga para guru dan penyelenggara mendapat tambahan ilmu yang manfaat.

 

Kamis, 04 Maret 2021

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU TAHUN 2021

Paud KB dan RA/TK Qurrota A'yun Giritontro telah membuka pendaftaran peserta didik baru tahun 2021/2022, mulai sekarang. Syarat Pendaftaran : 1. Mengisi formulir pendaftaran 2. Menyerahkan Fotocopy akte kelahiran Anask ( 2 lembar ) 3. Menyerahkan Fotocopy Kartu Keluarga ( 1 lembar ) 4. Menyerahkan Ps foto anak 3x4 berwarna ( 2 lembar )
Mari kita didik anak anak kita bersama, mengenal Allah, mengenal alam, dan mengenal dirinya sendiri, supaya di kemudian hari anak bisa mandiri dengan landasan Iman dan Taqwa. ( MM )

Senin, 07 Desember 2020

Pentingnya Mengenalkan Asmaul Husna Sejak Dini


Sejak dini seorang anak harus mendapatkan pembelajaran agama, yang tujuannya agar ajaran agama dapat tertanam dengan baik dalam hati. 

Harapannya setelah beranjak dewasa  nanti  seorang anak dapat benar-benar menjalani kehidupannya dengan berlandaskan ajaran agama.

Dan salah satu pembelajaran agama yang harus di ajarkan sejak usia dini diantaranya adalah dengan mengenalkan Amaul Husna pada anak.

Sangat penting bagi orang tua atau pengajar untuk mengenalkan Asmaul Husna. Dengan mengenalkan Nama-nama Allah yang indah dan baik, maka seorang anak akan mengenal keagungan dan kekuasaan Allah yang tiada satu makhluk pun yang dapat menandingi-Nya.

Rasa cinta dan takut kepada Allah juga akan tumbuh, serta anak akan menjadi pribadi yang kuat serta terbentuknya akhlak terpuji, sehingga akan menjadi modal keimanan yang kuat bagi seorang anak dan akan berdampak sangat baik bagi masa depannya.

Menghafal Asmaul Husna

Oleh: Dibby Nabilla Azzahra (Siswi RA Qurrota A'yun)

Lihat Video: 


 


Selasa, 24 November 2020

Karya Ilmiah: Analisis Cara Belajar dari Rumah KB Qurrota A'yun di Masa Pandemi

 

ANALISIS CARA BELAJAR DARI RUMAH

KB QURROTA A’YUN DI MASA PANDEMI

PADA TEMA DIRIKU SUB TEMA PANCA INDERA (TELINGA)

Karya ilmiah ini disusun guna untuk mengikuti lomba HUT RI ke-75

tingkat KB se-Kecamatan Giritontro





Disusun oleh;

Nuning Widayati

 

 

KB QURROTA A’YUN

SUKOROYOM KULON – PUCANGANOM - GIRITONTRO 


DAFTAR ISI

 

Cover............................. i

Daftar isi............................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........... 1

   A. Latar belakang masalah........................ 1

   B. Rumusan masalah................................... 2

   C. Tujuan penulisan....................................... 2

   D. Manfaat penulisan.......................................... 2

BAB II PEMBAHASAN........................................ 3

   A. Konsep belajar dari rumah............................... 3

   B. Cara Belajar dari Rumah yang dilakukan di KB Qurrota A’yun selama Pandemi

        pada Tema Diriku Sub Tema Panca Indera..................... 5

BAB III PENUTUP..................................................... 9

   A. Kesimpulan............................................................ 9

   B. Saran dan Kritik...................................................... 9

Daftar Pustaka................................................................ 10

Lampiran-Lampiran


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Secara Etimologi pendidikan adalah proses mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu. Secara sederhana, pendidikan adalah proses pembelajaran bagi peserta didik untuk dapat mengerti, paham, dan membuat manusia lebih kritis dalam berpikir. Pendidikan dalam pandangan sederhana adalah suatu sistem pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan cita-cita, sehingga dengan mudah ia dapat membentuk hidupnya sesuai dengan Pelajaran Islam atau norma yang berlaku.[1]

Pendidikan  adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.[2]

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.[3]

Pendidikan yang diberikan pada anak usia dini Kelompok Bermain (KB), dimaksudkan untuk membantu anak mencapai tahap perkembangannya secara optimal dan disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak. Stimulus-stimulus yang diberikan dapat mengembangkan aspek perkembangan anak secara keseluruhan yang meliputi aspek kognitif, bahasa, sosial, emosional dan fisik motorik.[4]

 

 

 

Di masa pandemi seperti saat ini, anak-anak dituntut untuk belajar dari rumah. Sekolah diliburkan karena adanya pembatasan kedekatan fisik dan kerumunan (physical and social distancing). Pendidik sebagai fasilitator bagi orangtua dalam melakukan kegiatan bermain anak melalui berbagai komunikasi virtual.[5]

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana konsep belajar dari rumah?

2.      Bagaimana cara belajar dari rumah yang dilakukan di KB Qurrota A’yun selama pandemi pada tema Diriku sub tema Panca Indera?

C.    Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui konsep belajar dari rumah.

2.      Untuk mengetahui cara belajar dari rumah yang dilakukan di KB Qurrota A’yun selama pandemi pada tema Diriku.

D.    Manfaat Penulisan

1.      Bagi Penulis

a.       Menambah wawasan dan ilmu baru untuk bekal mengajar di lembaga.

b.      Menambah pengalaman baru dalam mengaktualisasikan pengetahuan dan keterampilan yang pernah dipelajari.

2.      Bagi Pembaca

a.       Menambah pengetahuan dan wawasan tentang konsep belajar dari rumah.

b.      Bisa dijadikan bahan referensi untuk mengajar di lembaga yang diampu.

 

 

 


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Konsep Belajar dari Rumah

1.      Pengertian dan Tujuan Belajar dari Rumah

Belajar dari rumah (BDR) adalah situasi yang tidak terelakkan dalam situasi pandemi ini. Kegiatan belajar dari rumah terjadi ketika adanya pembatasan kedekatan fisik dan kerumunan (physical and social distancing). Jadi, pada kegiatan belajar dari rumah ini seorang pendidik menjadi fasilitator bagi orangtua dalam melakukan kegiatan bermain anak melalui berbagai komunikasi. Kerjasama antar pendidik dengan orangtua menjadi sangat erat. Jika kerjasama antar keduanya baik, maka hasil pencapaian juga baik.

Adapun tujuan belajar dari rumah diantaranya adalah:[6]

a.       Memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat COVID-19;

b.      Melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk COVID-19;

c.       Mencegah penyebaran dan penularan COVID-19 disatuan pendidikan;

d.      Memastikan pemenuhan dukungan psikologi bagi pendidik, peserta didik dan orangtua/wali.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, tujuan belajar dari rumah adalah untuk pemenuhan hak peserta didik mendapatkan layanan pendidikan dengan berbagai komunikasi yang dilakukan disatuan pendidikan.

2.      Prinsip Belajar dari Rumah

Prinsip adalah kebenaran yang menjadi pokok dasar berfikir atau bertindak.[7] Adapun prinsip belajar dari rumah ialah sebagai berikut:[8]

a.       Keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala satuan pendidikan dan seluruh warga satuan pendidikan menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan belajar dari rumah;

b.      Kegiatan belajar dari rumah dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum;

c.       Belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemi COVID-19;

d.      Materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia dan jenjang pendidikan, konteks budaya, karakter dan jenis kekhusukan peserta didik;

e.       Aktivitas dan penugasan selama belajar dari rumah dapat bervariasi antar daerah, satuan pendidikan dan peserta didik sesuai minat dan kondisi masing-masing termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses terhadap fasilitas belajar dari rumah;

f.       Hasil belajar peserta didik selama belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari pendidik tanpa diharuskan member skor atau nilai kuantitatif;

g.      Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara pendidik dengan orangtua atau wali.

3.      Metode belajar dari rumah

Metode adalah cara yang digunakan pendidik untuk menyampaikan pelajaran kepada peserta didik.[9] Metode yang dilakukan pada kegiatan belajar dari rumah ada dua cara:

a.       Dalam Jaringan (Daring) ialah dengan menggunakan gawai (gadget) maupun laptop melalui beberapa portal dan aplikasi pembelajaran daring;

b.      Luar Jaringan (Luring) ialah dengan menggunakan televisi, radio, modul belajar mandiri dan lembar kerja bahan ajar cetak, alat peraga dan media belajar dari benda di lingkungan sekitar.

Luar jaringan juga dapat dilakukan dengan cara Home Visit atau berkelompok. Home Visit dilakukan dengan cara mengunjungi rumah peserta didik satu per satu. Berkelompok dilakukan dengan cara pendidik membagi peserta didik sesuai alamat yang berdekatan. Luring dapat dilakukan maksimal selama satu jam dalam sekali tatap muka dengan memperhatikan protokol kesehatan.

 

 

 

 

B.     Cara Belajar dari Rumah yang dilakukan di KB Qurrota A’yun selama Pandemi pada Tema Diriku Sub Tema Panca Indera

1.      Rencana Program Pembelajaran Harian (RPPH)

Semester/Minggu ke/Hari ke/

Hari/Tanggal

Kelompok Usia

Tema/Sub Tema

KD

 

Materi

 

 

 

 

 

 

 

Kegiatan Main

Alat dan Bahan

 

 

 

Karakter

:

:

:

:

:

 

:

 

 

 

 

 

 

 

:

 

 

 

 

:

I / 3 / 3

 

KB

Diriku / Panca Indera (Telinga)

1.1-2.5-2.8-2.12-3.1-4.1-3.3-4.3-3.11-4.11-3.12-4.12-3.14-4.14

- Telingaku ciptaan Tuhan

- Berani tampil di depan umum

- Menpendidiks diri sendiri

- Memohon dan member maaf

- Menyanyi lagu panca indera

- Macam-macam suara

- Menggerakkan jari-jari tangan

- Hobiku

Kelompok dengan kegiatan pengamanan

-    Gambar anak

-    Terompet

-    Kertas, lem, gunting

-    Pensil

Bersahabat komunikatif

Proses Kegiatan

A.    Pembukaan

1.      Penerapan SOP pembukaan;

2.      Berdiskusi tentang panca indera;

3.      Berdiskusi tentang cara menajaga telingan;

4.      Menyanyi lagu panca indera;

B.     Inti

1.      Bermain terompet;

2.      Mewarnai bentuk terompet;

3.      Menirukan kata telinga;

C.    Recalling

1.      Merapikan alat-alat yang telah digunakan;

2.      Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain;

3.      Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya;

4.      Penguatan pengetahuan yang didapat anak;

D.    Penutup

1.      Menanyakan perasaannya selama hari ini;

2.      Berdiskusi kegiatan apasaja yang sudah dilakukan hari ini;

3.      Bercerita pendek yang berisi tentang pesan-pesan;

4.      Menginformasikan kegiatan untuk besok;

5.      Penerapan SOP penutupan;

E.     Rencana Penilaian

1.      Sikap

a.       Mensyukuri bahwa telinga sebagai ciptaan Tuhan;

b.      Menggunakan kata sopan pada saat bertanya;

2.      Pengetahuan dan Keterampilan

a.       Dapat menyebutkan fungsi telinga;

b.      Dapat menceritakan cara merawat telinga;

c.       Dapat mewarnai bentuk terompet;

d.      Dapat menirukan kata telinga;

 

Mengetahui

 

Pengelola KB Qurrota A’yun

 

 

 

Nur Aeni, S.Sos

Pendidik Kelompok

 

 

 

Nuning Widayati

 

2.      Proses Kegiatan Belajar dari Rumah KB Qurrota A’yun

Langkah awal yang dilakukan para pendidik dalam melaksanakan kegiatan belajar dari rumah ialah membuat ketentuan-ketentuan tertentu yang disetujui oleh pengelola, pendidik dan orangtua. Adapun ketentuan-ketentuan yang telah disepakati antara pengelola, pendidik dan orangtua ialah sebagai berikut;

a.       Belajar dari rumah (BDR) dilaksanakan dua kali dalam satu minggu;

b.      Waktu pembelajaran BDR dimulai pukul 08:00 wib s/d 09:00 wib;

c.       Hasil pembelajaran BDR bisa dikirim berupa video, audio atau foto yang dikirim melalui Whatsapp Group;

d.      Pengiriman hasil karya dibatasi waktu sampai pukul 20:00 wib;

e.       Selama pembelajaran BDR berlangsung, orangtua mendapingi peserta didik;

f.       Jika peserta didik tidak dapat mengikuti kegiatan BDR, dimohon untuk ijin;

g.      Setiap sesi kegiatan pembelajaran BDR, pendidik akan memberikan nilai sesuai dengan kemampuan anak;

*

: Belum Berkembang

**

: Mulai Berkembang

***

: Berkembang Sesuai Harapan

****

: Berkembang Sangat Baik

 

Setelah menentukan ketentuan-ketentuan tersebut, kemudian pendidik menentukan program kegiatan belajar dari rumah. Kegiatan belajar dari rumah yang dilakukan di KB Qurrota A’yun adalah Daring dan Luring.

Kegiatan daring dilakukan dua hari dalam satu minggu. Adapun kegiatan luring dilakukan satu kali dalam satu minggu. Kegiatan luring dibuat kelompok, pembagian kelompok berdasarkan alamat peserta didik yang berdekatan dan masing-masing kelompok beranggotakan kurang lebih enam peserta didik. Kegiatan luring tetap menggunakan protokol kesehatan yaitu dengan tetap memakai masker serta mencuci tangan sebelum dan sesudah belajar.

Dalam karya ilmiah ini, akan memberikan satu contoh kegiatan daring yang telah dilakukan pada sub tema panca indera sesuai RPPH di atas;

a.       Kegiatan awal. Pendidik memberi salam, menyapa dan menanyakan kabar peserta didik;

b.      Pendidik menjelaskan tema dan sub tema yang akan dipelajari;

c.       Pendidik menjelaskan apa itu panca indera;

d.      Pendidik menjelaskan bagaimana cara menjaga telinga agar selalu bersih dan sehat;

 

e.       Pendidik mengajak bernyanyi lagu “Panca Indera”

Lirik Lagu Panca Indera   (Nada Lagu Aku Punya Anjing Kecil)

PANCA INDERA

Aku punya panca indera

Semua ada lima

Mata melihat

Hidung mencium

Telinga untuk mendengar

Lidah merasa

Kulit meraba

Semua ciptaan Tuhan

f.       Kegiatan inti. Pendidik menjelaskan tugas yang harus dilakukan pada sub tema panca indera (telinga); adapun tugasnya pada tema ini ialah ada dua. Pertama, peserta didik dibantu orangtua untuk menggambar bentuk terompet dan mewarnainya. Tugas kedua, orangtua menulis kata telinga dan peserta didik menirukan kata telinga di bawahnya. (Dokumen foto kegiatan peserta didik ada di lampiran)

g.      Kegiatan penutup. Pendidik mengingatkan untuk selalu menjaga kesehatan dan tetap semangat belajar dari rumah, kemudian pendidik mengakhiri kegiatan dengan salam.

h.      Penilaian yang digunakan dalam kegiatan daring ialah ada dua. Pertama, pendidik memberikan bintang dan ucapan terimakasih ketika peserta didik mengerjakan dan mengumpulkan foto lewat Whatsapp Group kelas. Kedua, pendidik menggunakan lembar penilaian. (Contoh lembar penilaian ada di lampiran)

 

 

  

 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Kegiatan belajar dari rumah yang telah dilakukan di KB Qurrota A’yun berjalan dengan lancar. Kerjasama yang terjadi antara pendidik dan orangtua sangat baik, sehingga hasil belajarnya juga baik. Orangtua sangat antusias dan telaten membantu peserta didik mengerjakan tugas-tugas yang telah diberikan oleh pendidik. Peserta didik mengumpulkan hasil karyanya tepat waktu. Kerjasama yang baik menjadi pendukung utama tercapainya sebuah pembelajaran.

Kegiatan daring menjadi pengalaman pertama bagi pendidik, peserta didik dan juga orangtua. Karena pada kegiatan daring, orangtua menjadi peran penting. Pendidik menjadi fasilitator untuk orangtua, kemudian orangtua menyampaikan ke peserta didik dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti untuk peserta didik.

 

B.     Kritik dan Saran

Belajar dari rumah dapat dikatakan lebih sulit, karena pendidik juga harus lebih pandai untuk mengolah kata-kata ketika Voice note, mencari kalimat yang mudah difahami baik oleh peserta didik atau orangtua. Ketika pembelajaran langsung lewat tatap muka, pendidik bisa memberikan contoh nyata, namun ketika pembelajaran daring pendidik hanya mampu memberikan contoh melalui gambar dan video atau pesan suara.

Oleh karena itu, pendidik diharapkan lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan pembelajaran agar dapat tersampaikan dengan jelas dan pencapaian hasilnya juga maksimal. Pendidik yang kreatif dan inovatif sangat mempengaruhi kegiatan pembelajaran.

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Azizah. Pendidikan Anak Usia Dini. E-Jurnal, Vol 1.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

KBBI Online

Sri, Hartati. Dan Aditya, Deviananto. 2020. Belajar Di Rumah. Litbang Pw Himpaudi Jawa Tengah.

Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kemendikbud Nomor 15 Tahun 2020

Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020

Umar, Bukhari. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Cet. 2. Jakarta: Amzah.

Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI. 2003. Tentang Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI.

Uu Sisdiknas Pasal 1 No.16

 

 

 



[1] Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. 2, (Jakarta: Amzah, 2011), 27

[2] Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI, Tentang Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Ri, 2003), 20

[3] Uu Sisdiknas Pasal 1 No.16

[4] Azizah, Pendidikan Anak Usia Dini, (E-Jurnal, Vol 1), 2

[5] Hartati. Sri Dan Deviananto. Aditya, Belajar Di Rumah, (Litbang Pw Himpaudi Jawa Tengah), 2

[6] Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kemendikbud Nomor 15 Tahun 2020

[7] KBBI Online

[8] Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020

[9] Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), 80