GEDUNG SENDIRI

GEDUNG SENDIRI
wajah baru

Selasa, 10 Mei 2011

ORIENTASI RPM MADRASAH DINIYAH ULYA


Salatiga, 7 Mei 2011 Orientasi Rencana Pengembangan Madrasah Diniyah Ulya Provinsi Jawa Tengah dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Prov.Jateng yang diwakili oleh Kepala Bidang Pekapontren Drs.H.Syarif Hidayat.Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Beringin Salatiga ini diikuti oleh Ketua FKMD (Forum Kerjasama Madrasah Diniyah) Kabupaten / Kota se Jawa Tengah, berlangsung dari tanggal 7-10 Mei 2011. Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonogiri menugaskan Ketua FKMD Kabupaten Wonogiri Mantep Miharso,S.Ag, MSI yang juga sebagai Kepala MADIN Qurrota A'yun Giritontro.
       Dalam sambutannya, Kabid Pekapontren menyatakan bahwa pendidikan agama di sekolah-sekolah formal tidak berhasil." Saya menilai perkembangan pendidikan agama tidak berhasil. Salah satu arah dari proses pembelajaran adalah : terbentuknya generasi berakhlakul karimah, memiliki karakter insan beriman sebagai bangsa Indonesia,yang ddemikian ini tidak ada".
"Yang terjadi adalah keadaan masyarakat sekarang sedang menderita. Belum ditemukan obat atau terapi yang dapat mengobatinya", kata Drs.H.Syarif hidayat. Ia memberikan beberapa bukkti kenyataan dalam kehidupan masyarakat keseharian. "Kita lihat kenyataan, pada jam-jam 16-17 tayangan TV memperlihatkan bahwa dalam liga2 itu dengan amat mudah baik pemain atau penonton tersulut amarah dan berbuntut di luar lapangan dengan berbuat destruktif. Kenapa ini terjadi? Mungkin dimaklumi karena ini sepakbola, Jika hal ini terjadi pada para pelajar dengan adanya tawuran antar pelajar, dengan membawa senjata.?" tambahnya dengan nada bertanya kepada peserta, seakan jelas jawabannya."Tayangan demikian hampir tiap hari di depan mata kita melalui TV.", lanjutnya.Keadaan demikian harus segera diterapi agar tidak bekelanjutan. madrasah Diniyah sebagai lembaga pendidikan keagamaan yang telah berdiri sejak jaman penjajahan sebenarnya telah banyak berperan dalam memberikan terapi tersebut. "Saya memandang, madin adalah salah satu obatnya, terapi hal tersebut" tegas Drs.H.Syarif hidayat..
Namun demikian, Madrasah Diniyah tidak dapat berjalan sendiri. Seluruh komponen bangsa baik masyarakat luas, swasta maupun pemerintah (legislatif maupun eksekutif ) harus mendukung. dari pemerintah setidaknya membuat Regulasi yang jelas arahnya sebagai bukti dukungan terhadap perwujudan Madin ini. Kabid Pekapontern mencontohkan "Jika ada perda, atau peraturan bupati/walikota yang berisi : untuk masuk SLP anak harus sudah hafal juz amma atau harus punya ijazah TPQ/Madin yang di sana ada pelajaran baca tulis al Qur’an." ini akan sangat mendukung peningkatan madin dalam menjalankan misinya membangun karakter bangsa. toh di Madin yang diajarkan bukan hanya belajar Baca Tulis Al Qur'an, melainkan keagamaan dan praktek berbudi pekerti luhur sebagai mengamalan pelajaran Akhlak.
"Ada contoh, di beberapa kabupaten/kota di sumatera dan jawa barat yang sudah membuat Peraturan daerah maupun peraturan bupati/walikota terkait madin maupun TPQ. misalnya di Cirebon, dan di Indramayu" lanjutnya. Oleh karenanya Kabid Pekapontren meminta kepada FKMD agar dapat meyakinkan Pemerintah kabupaten/Kota bahwa masyarakat sangat membutuhkan pendidikan keagamaan, tidak hanya pendidikan agama di sekolah yang sangat terbatas, dan Madrasah Diniyah dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
         writed by: Mantep Miharso