GEDUNG SENDIRI

GEDUNG SENDIRI
wajah baru

Minggu, 16 Oktober 2011

Minggu, 09 Oktober 2011

Munggah Penuwun & Inspeksi



Sabtu, 8 Oktober 2011 pukul 10.00, Kasi Madrasah Diniyah Kankemenag Prov.Jateng, Wahid Arbani,MSI hadir untuk melihat Pembangunan Madrasah Diniyah Qurrota A'yun Giritontro.

Rabu, 28 September 2011

Membangun Bangsa melalui Madrasah Diniyah

Pembangunan Gedung Madrasah Diniyah 3 RKB ini dalam rangkaian memberikan pelayanan yang baik kepada peserta didik. Pendidikan keagamaan harus terus ditingkatkan sesuai perkembangan dan kemajuan zaman. Sekarang pendidikan keagaan merupakan kebutuhan. maka setiap anak sekolah yang notabene kurang mendapatkan pendidikan keagamaan, masyarakat lah yang harus bertanggungjawab.. Diantara Tanggugjawabnya adalah menyelenggarakan pendidikan, mendukung terwujudnya pendidikan keagamaan, bahkan mendirikan gedung tempat belajar anak-anak. Semoga niat baik pengelola ini mendapatkan Ridho Alloh SWT..

Senin, 01 Agustus 2011

PENERIMAAN PESERTA DIDIK

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU
PAUD QURROTA A'YUN
TAHUN 2011/2012

VISI :
 TERWUJUDNYA GENERASI BERIMAN,
CERDAS DAN BERAKHLAKUL KARIMAH

MUQODIMAH

Mengapa masih balita harus disekolahkan? Pertanyaan yang wajar bagi seorang ibu. 
Jawabnya, para pakar pendidikan
menyatakan : bahwa anak di bawah lima tahun adalah masa emas untuk menanamkan akhlakul karimah. Karena daya tangkap dan daya ingat anak usia tersebut sangat kuat, sehingga apa saja yang dilihat, 
didengar dirasakan akan terrekam dengan baik dan menjadi pondasi untuk kehidupan masa berikutnya.
Jika seorang ibu mampu memberikan rangsangan, pelatihan dan masukan-masukan yang baik maka
baiklah pondasi anak tersebut. Jika tidak mampu karena kesibukan, keterbatasan dan lain sebagainya, maka akan lebih baik anak bermain secara terstruktur di bawah asuhan pembimbing di dalam 
lembaga pendidikan PAUD.
Oleh karenanya disebut Pendidikan Anak Usia Dini, yang maksudnya ditujukan untuk  membantu
orangtua dalam menggali potensi, bakat, minat yang ada pada setiap anak balita kemudian dikembangkan.
Cara yang dilakukannya dengan bermain agar suasananya menyenangkan bagi anak.
CP :INDRATINI : 085729391285 (Fasilitator/Guru),NUR AENI : 08179494974 (Penyelenggara)



Selasa, 10 Mei 2011

ORIENTASI RPM MADRASAH DINIYAH ULYA


Salatiga, 7 Mei 2011 Orientasi Rencana Pengembangan Madrasah Diniyah Ulya Provinsi Jawa Tengah dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Prov.Jateng yang diwakili oleh Kepala Bidang Pekapontren Drs.H.Syarif Hidayat.Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Beringin Salatiga ini diikuti oleh Ketua FKMD (Forum Kerjasama Madrasah Diniyah) Kabupaten / Kota se Jawa Tengah, berlangsung dari tanggal 7-10 Mei 2011. Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonogiri menugaskan Ketua FKMD Kabupaten Wonogiri Mantep Miharso,S.Ag, MSI yang juga sebagai Kepala MADIN Qurrota A'yun Giritontro.
       Dalam sambutannya, Kabid Pekapontren menyatakan bahwa pendidikan agama di sekolah-sekolah formal tidak berhasil." Saya menilai perkembangan pendidikan agama tidak berhasil. Salah satu arah dari proses pembelajaran adalah : terbentuknya generasi berakhlakul karimah, memiliki karakter insan beriman sebagai bangsa Indonesia,yang ddemikian ini tidak ada".
"Yang terjadi adalah keadaan masyarakat sekarang sedang menderita. Belum ditemukan obat atau terapi yang dapat mengobatinya", kata Drs.H.Syarif hidayat. Ia memberikan beberapa bukkti kenyataan dalam kehidupan masyarakat keseharian. "Kita lihat kenyataan, pada jam-jam 16-17 tayangan TV memperlihatkan bahwa dalam liga2 itu dengan amat mudah baik pemain atau penonton tersulut amarah dan berbuntut di luar lapangan dengan berbuat destruktif. Kenapa ini terjadi? Mungkin dimaklumi karena ini sepakbola, Jika hal ini terjadi pada para pelajar dengan adanya tawuran antar pelajar, dengan membawa senjata.?" tambahnya dengan nada bertanya kepada peserta, seakan jelas jawabannya."Tayangan demikian hampir tiap hari di depan mata kita melalui TV.", lanjutnya.Keadaan demikian harus segera diterapi agar tidak bekelanjutan. madrasah Diniyah sebagai lembaga pendidikan keagamaan yang telah berdiri sejak jaman penjajahan sebenarnya telah banyak berperan dalam memberikan terapi tersebut. "Saya memandang, madin adalah salah satu obatnya, terapi hal tersebut" tegas Drs.H.Syarif hidayat..
Namun demikian, Madrasah Diniyah tidak dapat berjalan sendiri. Seluruh komponen bangsa baik masyarakat luas, swasta maupun pemerintah (legislatif maupun eksekutif ) harus mendukung. dari pemerintah setidaknya membuat Regulasi yang jelas arahnya sebagai bukti dukungan terhadap perwujudan Madin ini. Kabid Pekapontern mencontohkan "Jika ada perda, atau peraturan bupati/walikota yang berisi : untuk masuk SLP anak harus sudah hafal juz amma atau harus punya ijazah TPQ/Madin yang di sana ada pelajaran baca tulis al Qur’an." ini akan sangat mendukung peningkatan madin dalam menjalankan misinya membangun karakter bangsa. toh di Madin yang diajarkan bukan hanya belajar Baca Tulis Al Qur'an, melainkan keagamaan dan praktek berbudi pekerti luhur sebagai mengamalan pelajaran Akhlak.
"Ada contoh, di beberapa kabupaten/kota di sumatera dan jawa barat yang sudah membuat Peraturan daerah maupun peraturan bupati/walikota terkait madin maupun TPQ. misalnya di Cirebon, dan di Indramayu" lanjutnya. Oleh karenanya Kabid Pekapontren meminta kepada FKMD agar dapat meyakinkan Pemerintah kabupaten/Kota bahwa masyarakat sangat membutuhkan pendidikan keagamaan, tidak hanya pendidikan agama di sekolah yang sangat terbatas, dan Madrasah Diniyah dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
         writed by: Mantep Miharso 

Jumat, 01 April 2011

Workshop Peningkatan Manajemen TKQ/TPQ

Jakarta, Selasa 29-30/3/2011 Qurrota A'yun mengikuti Workshop Peningkatan Manajemen TKQ/TPQ nasional yang diselenggarakan Kementerian Agama RI pusat, Subdit Pendidikan Al Qur'an. Menurut Kasubdit Pendidikan Alqur'an Dr.Hasbi Indra, subdit ini merupakan subdit baru berdasarkan PMA tahun 2010. Oleh karenanya di masa mendatang, diharapkan kita dapat lebih meningkatkan kualitas TKQ/TPQ.
Kementerian Agama Kanwil Jawa Tengah mengutus 2 orang yang diwakili oleh Mantep Miharso dari TPQ Qurrota A'yun Wonogiri dan Abdul Ghofur dari TPQ Al Azhar Semarang. Peserta yang berjumlah 60 orang terdiri dari seluruh propinsi se Indonesia menginap di Hotel Millenium Sirih Jakarta.



Rabu, 09 Maret 2011

Silaturrohim HIMPAUDI Giritontro


Menthok – menthok

Menthok-menthok tak kandhani
Mung  solahmu angisin-isine
Mbok ya aja ngetok ana kandhang wae
Enak-enak ngorok ora nyambut gawe
Menthok-menthok mung lakumu
Megal-megol gawe guyu….

Bait lagu anak-anak tempo doeloe ini hampir punah tergerus oleh lantunan lagu-lagu kiriman luar maupun lagu-lagu komersil lainnya. Namun tidak terjadi di PAUD Qurrota A’yun. Bahkan lagu ini dapat diperdengarkan sekaligus ditampilkan dengan tarian anak-anak paud. Tentu saja memang “gawe guyu”. Lantaran tampilan mereka yang sangat lugu dan polos. Beberapa kesalahan kecil membuat hadirin terkekeh-kekeh.
Acara yang ditampilkan dalam ajang silaturohmi guru-guru PAUD Giritontro Rabu,9 Maret 2011 kebetulan bertempat di PAUD Qurrota A’yun. Sebagai jamuan penyambutannya berupa tarian Methok-menthok dan Lir Ilir, serta penampilan hafalan do’a sehari-hari, hafalan hadis dan surat pendek. Ajiiiiiiiiiiiiiiiib….. sebagian guru yang hadir merasa kagum atas penampilan perdana ini. Pasalnya, selama ini pertemuan rutin HIMPAUDI tidak ada acara ceremonial dan penyambutan dengan penampilan. Lebih dari itu, usia PAUD Qurrota A’yun tergolong relative baru, tapi dapat membina anak-anak sedemikian rupa. “Padahal baru kemarin berdiri, tapi sudah terlihat kreatifitasnya, ini bisa jadi contoh.” Kata ibu Martutik  selaku ketua Himpaudi Giritontro dalam sambutannya. (NA)

Selasa, 01 Maret 2011

Membersihkan Qolbu

Membersihkan Qolbu


Manusia sering kali melakukan sesuatu atas dasar hawa nafsunya yang mengakibatkan perbuatan tersebut berdampak negative ditengah-tengah masyarakat. Untuk menghindari penyesalan diakhir perbuatan yang akan dilakukan, maka seyogyanya bertanyalah pada hati kecil, baik dan buruknya perbuatan tersebut. Oleh karena itu set...iap manusia dituntut untuk memahami hatinya atau bahasa lain adalah "Qolbu".

Pengertian "Qolbu" :
Menurut Syekh Abu al-Hasan Ali bin Muhammad bin Ali al-Husaini al-Jurjaniy didalam kitabnya "at-Ta'rifat" : Qolbu adalah sifat lembutnya Ketuhanan yang terdapat dalam jiwa manusia.

Dalam hadis Rasulullah Saw: Dari Nu'man bin Basyir berkata: saya mendengar Rasulullah Saw. Bersabda:

ألا وإن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله وإذا فسدت فسد الجسد كله ألا وهي القلب

Artinya: " Ketahuilah,sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila dia baik maka jasad tersebut akan menjadi baik, dan sebaliknya apabila dia buruk maka jasad tersebut akan menjadi buruk, Ketahuilah segumpal daging tersebut adalah "Qolbu" yaitu hati ". ( Hadis Riwayat Bukhori ).

Jika kita pahami secara mendalam hadis tersebut, maka hati sangat berperan dalam kehidupan jiwa manusia, karena hati yang bersih akan melahirkan jiwa yang bersih dan selalu taat serta tunduk terhadap titah dari Sang Ilahi Rabbi. Sebaliknya jiwa yang kotor disebabkan karena jiwa tersebut memiliki hati yang tidak baik dan selalu melanggar aturan yang telah digariskan oleh Allah Swt.

Tanda-tanda hati yang kotor atau sakit.
Fitrah manusia adalah suci dan bersih dalam menjalankan perintah agama,namun terkadang dalam perjalanan kehidupannya, manusia sering lupa dan lalai serta terjerumus dalam sifat-sifat "syaithoniyah". Untuk mengenal lebih jauh tanda-tanda hati manusia yang telah kotor atau sakit, berikut ini salah satu tandanya :

Kamis, 24 Februari 2011

Anak PAUD ingin jadi Presiden

Anak Paud Qurrota A'yun Pengin Jadi Presiden

Namanya saja anak-anak. Ketika bu guru bertanya pada anak-anak :"anak-anak.... kalau besar nanti ingin jadi apa?"... "Aku mau jadi pesiden bu gulu..." jawab Afif. "Aku... jadi  wakil pyesiden bu guyu", jawab Syafa'. Sedangkan yang lain serempak menjawab "Ingin jadi seperti bu guru..."....
Apa pun jawaban mereka sungguh menyenangkan, dan patut saja. Meskipun mereka baru bisa bermain seperti gambar di bawah ini :

Afif sedang bermain naik kuda (calon presiden), Syafa  di belakangnya (calon wakil presiden) ha ha....
Dunia anak memang menyenangkan, bahkan menyenangkan sekali. Apa saja yang mereka lakukan selalu saja patut dan wajar, karena mereka polos tanpa pamrih. Ibarat lembaran kertas mereka masih putih. Menurut agama, mereka masih fithrah.
Fithtah, berarti hanifan (punya potensi tauhid) karena di dalam kandungan, anak telah bersaksi bahwa Alloh adalah Tuhannya. " alastu birobbikum? tanya Alloh. " qooluu balaa syahidnaa".
Bukan hal yang mustahil bahwa anak akan menjadi apa saja menurut lingkungannya. Jika anak diasuh dalam lingkungan agama, tentu akan menjadi agamis. Sebaliknya jika mereka dalam lingkungan atheis, tentu akan menjadi atheis pula. Apa anda tidak khawatir, kalau ada anak diperdagangkan, dididik anti Indonesia, terus suatu saat dikembalikan ke Indonesia menjadi orang Indonesia yang anti Indonesia. ???
Atau apakah kita tidak khawatir, jika anak dibiarkan saja tanpa asuhan dan didikan yang terarah? Mereka kelak menjadi anak yang tak tahu arah pula.

Lihatlah tatapan mereka pada gambar di bawah ini : apakah makna pandangan mereka ?

 
Menurut kami, mereka menatap masa depan yang belum tahu seperti apa... Perlulah bimbingan, agar mereka mengetahui apa yang mereka akan lakukan untuk masa depan mereka. Perlu guru? tentu donk.... Guru utama dan pertama mereka adalah orangtuanya sendiri. Menurut kajian ilmu pendidikan Islam, Ibu adalah sekolah pertama ( Al Ummu madrosatul uulaa).
Tapi.... kelihatannya mereka menatap kamera...kok,... eh tukang fotonya.... iya khan?

Satu lagi nich bibit unggul untuk masa depan.... kalo yang ini kelihatannya pengin jadi dokter, he he.. Amiin.
( ya iyya lah... ayahku aja doktel...katanya serius...).


Nabi Muhammad SAW bersabda: " Kullu mauluudin yuuladu 'alal fithroti, fa abawaahu yuhawwidaanihi, au yunashshiroonihi, au yumajjisaanihi " ("Tiap-tiap anak yang lahir, dilahirkan dalam keadaan fithrah, maka kedua orangtuanya-lah yang akan menjadikannya yahudi atau nashrani, atau majusi."). Menurut para ahli pendidikan, 75 % pribadi anak terbentuk dari lingkungannya.(lingkunag keluarga, sekolah, masyarakat). (MM)

Minggu, 20 Februari 2011

Bermain Cerita Menyanyi (BCM)

Bermain, Cerita, Menyanyi (BCM)

Salah satu pendekatan terhadap pembelajaran di TPQ adalah BCM atau Bermain, Cerita dan Menyanyi. Anak memang suka bermain, karena dunia anak-anak adalah bermain. oleh karenanya penanaman nilai-nilai kehidupan akan mudah dirasakan dan meresap dalam diri mereka baik ingatan maupun perasaan. Disamping itu, dapat membuat daya tarik dan menghilangkan rasa jenuh.
Begitu pula dengan Cerita. Saat kita dapat bercerita atau mendongeng, perhatikanlah anak-anak, betapa mereka antusias.  Apalagi jika sesudah cerita usai sang guru akan memberikan pertanyaan, so pasti mereka memperhatikan sekali. Tokoh dalam cerita itu kadang terbawa dalam perangai hidupnya.
Menyanyi, tak kalah pentingnya. Banyak kehidupan manusia terinspirasi dan termotivasi dari nyanyia. Maka nyanyian yang sesuai dengan nilai budaya dan agama, sangat berguna bagi tumbuh kembang anak. Dari nyanyian itu, anak akan mudah menangkap dan mengingat pelajaran.

Salah satu kegunaan Bermain adalah bergembira dan menghilangkan kejenuhan. Inilah permainan mereka baru-baru ini :

Bermain : Lomba Joget balon, santri TPQ dan Madin    

        
 lomba berjoget dengan balon diapit dua muka berpasangan, diiringi lagu gembira.

     
Pasangan Rofi dan Faqih Juara I. Pasangan Aldi dan Fico Juara II.

Menyanyi, di antara nyanyian yang biasa dilantunkan :
Lagu Hymne TPQ :

Sejak kecil kami baca,
al-Qur'an pedoman kami
Agara terang jiwa raga,
slamat dunia akhirat....

Ya Alloh curahkanlah rahmatMu pada kami
Jadikanlah Qur'an suci jalan terang hidup kami

Tekad kami putera-puteri santri TKQ-TPQ
Pegang teguh Qur'an suci mengharap ridho ilahi.

Lagu Mars TPQ :

Kamilah Santri TP al Qur'an
Rajin belajar giat beramal
Qur'an di tangan, jadi pedoman
kita sambut kebangkitan Islam....
Qur'an di tangan, jadi pedoman
kita sambut kebangkitan Islam.

Kalau kau jauh dari al-Qur'an
hidupmu pasti akan sengsara
Kacau di dunia, rusak binasa
di akhirat mendapat siksa.....
Kacau di dunia, rusak binasa, 
di akhirat mendapat siksa.

Pesan Sayyidina Ali KW : "allimuu aulaadakum ghoiro zamaanikum" (ajarilah anak-anakmu bukan pelajaran zamanmu-dulu belajar)...(MM)































                                                                                   

Muqodimah

 MUQDDIMAH


Apabila manusia telah meninggal dunia, hanya 3 amal yang dibawa : shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfa'at dan anak sholeh yang mendo'akan kedua orangtuanya. Karena anak merupakan amanah Alloh sebagai karunia sekaligus titipan, maka jangan sia-siakan amanahNya. Jika berani berkhianat terhadap amanah Alloh, jelas menjadi pengkhianat. Tentu saja tidak ada orangtua yang mau disebut pengkhianat bukan?
Jika memang begitu, didiklah ia, asuhlah ia, sehingga menjadi anak yang sholeh. Untuk dapat menjadi anak-yang sholeh, maka dia harus mengenal Tuhannya, dan mengetahui cara mengabdi pada Tuhannya. Maka ajaran pertama dan utama adalah agama. Jika orangtua tidak sanggup membina, mendidik dan mengasuhnya dalam ajaran agama, waaah... kebangetan. Terus, apa alasannya? " Tidak mengerti agama? tidak sempat karena sibuk bekerja? masyaa Allooh. Selama ini ke mana saja? Tapi tidak apa-apa, belum terlambat. Orangtua juga perlu belajar agama agar dapat mengajarkan agama kepada anak-anak tercintanya. Apakah ingin anak menjadi malapetaka bagi orangtua? "Jangan sampai harta/pekerjaan dan anakmu menjadi fitnah bagi dirimu". Maka sebelum terlambat, "jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka".
Okelah, jika sementara orangtua harus belajr, dan anak juga segera harus dididik, maka serahkanlah anak-anak pada yang dapat mendidik agama. sedangkan orangtua harus mencari guru untuk dirinya. Minimal pengetahuan agama untuk mengenal Tuhan (Alloh) dan cara beribadah kepadanya, serta mengetahui dan bisa baca kitab sucinya.
Qurrota a'yun bersedia membantu, sekali lagi membantu orangtua menunaikan kewajibannya mengajari Baca Tulis Al Qur'an, Mengenal Alloh dan tatacara beribadah kepadaNya, sejak usia dini. PAUD untuk anak-anak usia 2-5 tahun, masuk pagi pukul 07.30 - 10.00 tiap hari Senin, Selasa dan Rabu. TPQ untuk anak-anak usia TK - SD. Selesai TPQ dapat masuk Madrasah Diniyah, untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan, dengan materi pembelajaran menurut kurikulum kementerian Agama. materi MADIN meliputi : Tadarus Alqur'an, Menulis Khot (kaligrafi arab), Tarikh Islam, Alqur'an, Hadis, Bahasa Arab, Akidah Akhlak, Fiqih Islam. TPQ dan MADIN masuk sore pukul 15.00 s.d 17.00. Kegiatan diawali dengan sholat berjama'ah di masjid, dilanjutkan do'a pembuka secara berjama'ah dan pelajaran hafalan : Fasholatan, Surat-surat pendek, Do'a sehari-hari dan Hadis serta Mahfudhot.(MM)